Kanker merupakan penyebab kematian terbesar kedua pada pria di seluruh dunia, setelah penyakit jantung. Pemahaman tentang berbagai jenis kanker yang umum menyerang pria sangat penting untuk pencegahan dan deteksi dini. Artikel ini akan membahas beberapa jenis kanker yang paling sering terjadi pada pria, beserta gejala dan upaya pencegahannya.
Macam-Macam Penyakit Kanker pada Pria
Data dari The Global Cancer Observatory (Globocan) tahun 2022 menunjukkan bahwa kanker paru, kanker kolorektal, dan kanker prostat merupakan jenis kanker yang paling umum ditemukan pada pria di Indonesia. Namun, penting untuk diingat bahwa berbagai faktor risiko dan gaya hidup dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang terkena kanker. Berikut ini penjelasan lebih detail tentang beberapa jenis kanker pada pria dan gejalanya.
1. Kanker Paru
Kanker paru sering dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Sekitar 10-20% perokok berisiko terkena kanker paru. Paparan asap rokok pasif dan polusi udara juga merupakan faktor risiko yang signifikan. Banyak penderita kanker paru tidak mengalami gejala di tahap awal. Gejala biasanya baru muncul pada stadium lanjut.
Gejala umum kanker paru meliputi nyeri dada, kesulitan bernapas, batuk terus-menerus, batuk darah, mengi, kelelahan yang tidak biasa, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Berhenti merokok adalah langkah pencegahan yang paling efektif. Hindari paparan asap rokok dan polusi udara dengan menggunakan masker saat berada di lingkungan yang tercemar.
2. Kanker Nasofaring
Kanker nasofaring menyerang bagian nasofaring, yaitu bagian saluran pernapasan di belakang hidung dan di atas tenggorokan. Pada stadium awal, kanker nasofaring seringkali tanpa gejala. Pembengkakan di kedua sisi leher dekat area nasofaring sering menjadi tanda pertama yang terlihat.
Gejala lain kanker nasofaring meliputi benjolan di leher yang tak kunjung hilang setelah tiga minggu, infeksi telinga berulang, tinitus (telinga berdenging), sakit kepala persisten, hidung tersumbat dan mimisan, mati rasa di wajah bagian bawah, kesulitan membuka mulut dan menelan, perubahan suara atau serak, dan penglihatan kabur. Pola makan sehat, berhenti merokok, dan menghindari alkohol dapat mengurangi risiko.
3. Kanker Kolorektal
Kanker kolorektal menyerang usus besar (kolon) dan rektum (bagian akhir usus besar sebelum anus). Meskipun bisa terjadi pada semua usia, kanker kolorektal lebih sering ditemukan pada orang berusia 50 tahun ke atas. Gejala dapat bervariasi, tetapi beberapa gejala umum meliputi perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau konstipasi), perdarahan pada anus atau feses, nyeri perut, mual dan muntah, perasaan perut penuh, mudah kenyang, kelemahan, dan penurunan berat badan.
Deteksi dini sangat penting untuk pengobatan kanker kolorektal. Cleveland Clinic merekomendasikan skrining rutin untuk orang berusia 45 tahun ke atas, atau lebih awal jika ada riwayat keluarga kanker kolorektal atau faktor risiko lainnya. Tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker kolorektal, namun pola hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko.
4. Kanker Hati
Faktor hormonal, infeksi hepatitis kronis, dan konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan risiko kanker hati. Hepatocellular carcinoma adalah jenis kanker hati yang paling umum. Kanker hati lebih sering terjadi pada pria berusia di atas 50 tahun.
Gejala kanker hati meliputi penurunan berat badan drastis, kehilangan nafsu makan, nyeri perut kanan atas, mual dan muntah, kelemahan, pembengkakan perut, jaundice (kulit dan mata menguning), dan feses pucat. Membatasi atau berhenti minum alkohol, menjaga berat badan ideal, dan pola makan sehat dapat membantu mencegah kanker hati.
5. Kanker Prostat
Kanker prostat menyerang kelenjar prostat, yang memproduksi cairan untuk melindungi dan mengangkut sperma. Kanker prostat lebih sering terjadi pada pria lansia (50 tahun ke atas). Pada stadium awal, kanker prostat seringkali tanpa gejala.
Gejala yang mungkin muncul meliputi kesulitan buang air kecil, sensasi buang air kecil tidak tuntas, sering buang air kecil, nokturia (bangun malam untuk buang air kecil), darah dalam urine atau air mani, penurunan berat badan, dan disfungsi ereksi. Pola hidup sehat dan skrining rutin sangat penting untuk deteksi dini.
6. Kanker Kandung Kemih
Kanker kandung kemih menyerang kandung kemih, organ yang menyimpan urine. Pria lebih berisiko terkena kanker kandung kemih dibandingkan wanita, terutama mereka yang berusia di atas 55 tahun. Kanker kandung kemih sering terdeteksi pada stadium awal.
Gejala meliputi hematuria (darah dalam urine), sering buang air kecil (terutama malam hari), nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, nyeri punggung bawah, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan drastis, kelemahan, kaki bengkak, dan nyeri tulang. Hindari paparan bahan kimia berbahaya, berhenti merokok, dan konsumsi makanan kaya buah dan sayur dapat membantu pencegahan.
7. Kanker Testis
Kanker testis menyerang testis, organ yang memproduksi sperma dan hormon testosteron. Lebih dari 90% kanker testis berasal dari sel germinal (sel pembentuk sperma), menurut Urology Care Foundation. Kanker testis sering terjadi pada pria muda (15-35 tahun).
Gejala yang mudah dikenali meliputi benjolan atau pembengkakan pada salah satu testis, rasa tidak nyaman pada testis dan skrotum, nyeri punggung bawah, nyeri perut, pembesaran payudara (ginekomastia), dan penurunan gairah seksual. Pemeriksaan testis secara rutin sangat dianjurkan untuk deteksi dini. Jika menemukan benjolan atau pembengkakan, segera konsultasikan dengan dokter.
Meskipun penyebab pasti berbagai jenis kanker pada pria belum sepenuhnya dipahami, deteksi dini sangat krusial untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Gaya hidup sehat, termasuk pola makan seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, dan membatasi konsumsi alkohol, dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker. Konsultasikan dengan dokter Anda secara berkala untuk skrining dan pemeriksaan kesehatan yang sesuai dengan usia dan riwayat kesehatan Anda.
Kesimpulan
Berbagai jenis kanker dapat menyerang pria, dengan kanker paru, nasofaring, kolorektal, hati, prostat, kandung kemih, dan testis termasuk yang paling umum. Banyak kanker tidak menunjukkan gejala pada stadium awal, sehingga deteksi dini melalui skrining rutin dan gaya hidup sehat menjadi sangat penting. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan informasi dan saran yang lebih spesifik.