Pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan kabar buruk bagi siapa pun, apalagi bagi kepala keluarga yang menjadi tulang punggung keluarga. Kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba dapat menimbulkan guncangan finansial dan emosional yang signifikan. Kisah Reza, seorang pekerja remote di perusahaan asing bidang kreatif, menjadi gambaran nyata betapa traumatisnya pengalaman PHK yang dilakukan secara mendadak dan tidak terduga.
Reza, 34 tahun, berbagi pengalaman pahitnya dipecat dari perusahaan startup tempatnya bekerja sejak tahun 2022. Perusahaan tersebut sebelumnya memberikan kesan positif dengan fleksibilitas jam kerja dan berbagai fasilitas menarik, termasuk jaminan kesehatan.
Pemecatan yang Berkedok Rapat di Hotel
Reza menceritakan kronologi PHK-nya yang tak terduga. Semuanya bermula dari undangan rapat yang diterimanya secara mendadak.
Undangan tersebut diterima melalui email pada suatu Kamis malam, meminta Reza untuk hadir ke sebuah hotel di Jakarta keesokan harinya, membawa laptop. Awalnya, Reza mengira ini adalah seminar atau rapat biasa.
Kecurigaan mulai muncul saat beberapa rekan kerjanya tidak mengetahui adanya rapat tersebut. Hanya segelintir orang yang menerima undangan serupa dari tim HR.
Keesokan harinya, saat tiba di hotel, Reza disambut oleh tim HR yang berpakaian formal. Suasana semakin janggal ketika ia bertemu langsung dengan CEO perusahaan di ruangan tersebut. Di situlah Reza diberi tahu bahwa hari itu adalah hari terakhirnya bekerja di perusahaan tersebut.
Alasan PHK yang Minim Detail
Penjelasan yang diberikan oleh petinggi perusahaan mengenai alasan PHK terbilang minim detail. Reza hanya diberi tahu bahwa pemecatan tersebut merupakan bagian dari kebijakan investor terkait pendanaan, yang berdampak pada PHK sekitar 50 persen karyawan.
Kurangnya transparansi dan detail mengenai alasan PHK membuat Reza merasa kecewa dan frustasi. Pengalaman ini meninggalkan luka mendalam baginya.
Ia merasa proses PHK yang dilakukan sangat tidak profesional dan tidak manusiawi. Undangan rapat yang berkedok pertemuan biasa menunjukkan kurangnya empati dari perusahaan terhadap karyawannya.
Dampak PHK dan Proses Pemulihan
Pengalaman PHK yang dialaminya menimbulkan dampak signifikan bagi Reza, baik secara finansial maupun emosional. Kehilangan sumber pendapatan utama tentu menimbulkan tekanan ekonomi.
Selain itu, PHK yang mendadak juga berdampak pada psikologis Reza. Ia harus melalui proses pemulihan yang panjang untuk dapat bangkit dari keterpurukan.
Reza menghadapi berbagai tantangan untuk kembali memasuki dunia kerja setelah PHK. Proses pencarian pekerjaan baru membutuhkan waktu dan usaha yang cukup besar. Ia berbagi kisahnya untuk memberi gambaran kepada pekerja lain tentang pentingnya persiapan dan antisipasi terhadap kemungkinan PHK.
Sebagai penutup, kisah Reza memberikan pelajaran berharga bagi setiap pekerja. Penting untuk selalu memiliki rencana cadangan dan mempersiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan, termasuk PHK yang tak terduga. Transparansi dan komunikasi yang baik dari perusahaan juga menjadi faktor penting dalam mengurangi dampak negatif PHK bagi karyawan. Semoga kisah Reza ini dapat menjadi pembelajaran bagi perusahaan dan pekerja untuk menghadapi situasi sulit dengan lebih bijak dan humanis.