Pemutusan hubungan kerja (PHK) seringkali menjadi pengalaman traumatis. Kehilangan sumber pendapatan utama dan ketidakpastian masa depan dapat menimbulkan kecemasan dan tekanan mental yang signifikan. Namun, bagi Pritania (38), PHK yang dialaminya pada tahun 2012 justru berbuah manis. Kisah inspiratifnya menunjukkan bahwa setiap peristiwa, betapapun sulitnya, bisa menyimpan hikmah tersembunyi.
Pritania, seorang mantan copywriter dan Account Manager di sebuah perusahaan pengembangan web, mengalami PHK massal pada tahun 2012. Kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan memaksa perusahaan menutup tiga cabang, memicu gelombang PHK dan pengunduran diri karyawan. Namun, bagi Pritania, ini menjadi titik balik dalam hidupnya.
Berkah Tersembunyi di Balik PHK
Pritania meyakini adanya hikmah di balik setiap peristiwa. Ia dan mantan suaminya telah berupaya selama setahun untuk mendapatkan momongan. PHK yang dialaminya ternyata menjadi pembuka jalan bagi kehamilan yang telah lama dinantikan. “Saya dari dulu memang selalu percaya ada hikmah di setiap kejadian. Ketika saya kena PHK, saya percaya itu ada hikmahnya juga. Dan ternyata benar, hikmahnya saya hamil,” kenang Pritania. Kehamilan ini menjadi berkah yang tak terduga setelah melewati masa-masa sulit akibat PHK.
Setelah enam bulan bekerja sebagai Account Manager, Pritania mendapati dirinya di tengah gelombang PHK. Sebelum PHK massal, banyak karyawan sudah lebih dulu mengundurkan diri. Situasi tersebut merupakan indikasi awal dari kondisi ekonomi perusahaan yang memburuk. Hal ini menunjukkan bahwa PHK tersebut bukan keputusan yang tiba-tiba, melainkan bagian dari upaya perusahaan untuk bertahan di tengah kesulitan.
Menyesuaikan Rencana Hidup Pasca PHK
Kehamilan Pritania mengubah rencana awalnya untuk kembali bekerja dan melanjutkan kuliah. Dua bulan pasca PHK, ia telah merencanakan langkah selanjutnya. Namun, kehadiran buah hati mengubah segalanya. Meskipun awalnya mengecewakan, ia menerimanya dengan lapang dada. Kehadiran anak pertama yang telah dinantikan selama setahun lebih berarti baginya daripada rencana karir yang tertunda.
Pritania memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Mantan suaminya tetap bekerja, sehingga secara ekonomi keluarga mereka masih tercukupi. Meskipun pendapatan Pritania saat bekerja sangat membantu, ia memutuskan untuk fokus mengurus anak. Keputusan ini diambil karena ia menyadari betapa sulitnya mencari pekerjaan sambil hamil dan mengurus bayi. Ia juga mempertimbangkan kesulitan menemukan pengasuh anak yang tepat untuk bayi yang masih kecil dan memiliki pola makan yang rewel.
Memanfaatkan Keahlian untuk Mendukung Keluarga
Selama masa kehamilan, Pritania mengandalkan usaha online shop miliknya sebagai sumber pendapatan utama. Sebelumnya, ia juga memiliki pekerjaan freelance. Namun, karena kondisi kehamilan yang menyebabkan mual dan kelelahan, ia terpaksa menghentikan pekerjaan freelance-nya. Ia memilih untuk memprioritaskan kesehatan dan perkembangan janinnya.
Usaha online shop menjadi pilihan yang tepat karena Pritania dapat mengelola waktu dan pekerjaannya dengan lebih fleksibel. Hal ini memungkinkan ia untuk tetap produktif sambil merawat dirinya sendiri dan bersiap menyambut kelahiran bayinya. Pritania membuktikan bahwa keterbatasan tidak menghalangi seseorang untuk tetap berkarya dan menghidupi keluarganya.
Pritania’s kisah menyiratkan bahwa ketahanan mental dan kemampuan beradaptasi sangat penting dalam menghadapi PHK. Meskipun kehilangan pekerjaan dapat menimbulkan dampak negatif, mencari hikmah dan memanfaatkan sumber daya yang ada dapat membantu individu untuk bangkit dan menemukan peluang baru. Dengan fokus pada keluarga dan memanfaatkan keahlian yang dimilikinya, Pritania berhasil melewati masa sulit dan menemukan kebahagiaan dalam peran barunya sebagai ibu rumah tangga. Kisahnya menginspirasi kita untuk tetap optimis dan melihat setiap tantangan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.