Alat kontrasepsi intrauterine device (IUD) atau KB spiral merupakan pilihan populer di kalangan wanita. Namun, mitos yang beredar menyebutkan bahwa IUD meningkatkan risiko radang panggul. Mari kita bahas kebenaran klaim tersebut dan informasi penting terkait.
Mungkinkah Menderita Radang Panggul Akibat Pakai IUD?
Meskipun penggunaan IUD dapat sedikit meningkatkan risiko infeksi panggul, risikonya sebenarnya sangat rendah. Studi menunjukkan peningkatan risiko yang minimal, dan dalam banyak kasus, infeksi bukan disebabkan langsung oleh IUD itu sendiri.
Jika seorang wanita mengalami radang panggul saat menggunakan IUD, kemungkinan besar infeksinya disebabkan faktor lain yang sudah ada sebelumnya, seperti infeksi menular seksual (IMS) seperti gonore atau klamidia. IMS ini mungkin sudah ada sebelum pemasangan IUD.
Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan menyeluruh sebelum pemasangan IUD sangat penting. Tes skrining untuk mendeteksi infeksi bakteri perlu dilakukan. Jika ditemukan infeksi, harus diobati terlebih dahulu sebelum pemasangan IUD untuk mencegah komplikasi.
Gejala Radang Panggul Akibat Infeksi
Radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) adalah infeksi pada organ reproduksi wanita. Jika terjadi setelah pemasangan IUD, gejalanya umumnya muncul karena infeksi selama atau setelah prosedur pemasangan.
Selama pemasangan, bakteri dari vagina atau serviks dapat masuk ke rahim. Infeksi dapat menyebar ke saluran tuba dan ovarium, menyebabkan peradangan.
Berikut beberapa gejala PID yang mungkin muncul setelah pemasangan IUD:
- Nyeri panggul atau perut bagian bawah: Ini merupakan gejala umum karena peradangan pada organ reproduksi.
- Keputihan berlebihan: Keputihan berwarna kuning, hijau, atau abu-abu dengan bau tidak sedap bisa menjadi indikasi infeksi.
- Demam dan menggigil: Tubuh merespons infeksi bakteri dengan meningkatkan suhu tubuh.
- Dispareunia (nyeri saat berhubungan seksual): Peradangan membuat jaringan organ reproduksi lebih sensitif.
- Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil: Infeksi dapat memengaruhi area sekitar kandung kemih.
Pemilihan klinik dan tenaga medis yang profesional sangat krusial. Pastikan alat dan prosedur sterilisasi yang digunakan terjamin kebersihannya untuk meminimalisir risiko infeksi.
Perawatan Nyeri Panggul Setelah Pakai IUD
Setelah pemasangan IUD, kontrol rutin sangat dianjurkan. Dokter akan memantau kondisi dan memastikan posisi IUD tetap tepat.
Jika terjadi nyeri panggul, dokter akan menentukan penyebabnya: apakah PID atau nyeri akibat adaptasi tubuh terhadap IUD. Penggunaan analgetik atau pereda nyeri dapat diberikan untuk mengatasi rasa tidak nyaman.
Bila didiagnosis PID, IUD mungkin tidak langsung dilepas. Pengobatan berupa antibiotik (oral, suntik, atau vaginal) akan diberikan untuk mengatasi infeksi. Kondisi pasien akan dipantau selama beberapa hari. Jika tidak membaik, pengangkatan IUD akan dipertimbangkan.
Cara Mencegah Radang Panggul Akibat IUD
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menentukan penyebab pasti radang panggul setelah pemasangan IUD cukup sulit karena berbagai faktor yang berperan.
Namun, beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan:
1. Terapkan Seks Aman
IMS merupakan faktor risiko utama PID. Praktik seks aman, seperti setia pada satu pasangan dan penggunaan kondom, sangat penting untuk mencegah infeksi.
2. Hindari Douching Vagina
Douching dapat mengganggu keseimbangan flora normal vagina, meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Hindari praktik ini untuk menjaga kesehatan vagina.
3. Patuhi Jadwal Kontrol
Kontrol rutin sesuai jadwal yang ditentukan dokter penting untuk memantau kondisi kesehatan dan deteksi dini masalah.
4. Periksakan Kondisi Pasangan
Pasangan juga perlu diperiksa untuk mendeteksi dan mengobati IMS, mencegah penularan dan komplikasi.
Ringkasan
- IUD adalah alat kontrasepsi yang efektif, tetapi risiko PID tetap ada meskipun rendah.
- PID biasanya bukan disebabkan langsung oleh IUD, tetapi oleh infeksi yang sudah ada sebelumnya atau prosedur pemasangan yang tidak steril.
- Pemeriksaan kesehatan sebelum pemasangan IUD sangat penting untuk mendeteksi dan mengobati infeksi yang ada.
- Praktik seks aman, menghindari douching, kontrol rutin, dan pemeriksaan kesehatan pasangan sangat penting untuk pencegahan.