Teknologi deepfake kembali menjadi sorotan setelah seorang wanita asal Argentina mengaku menjalin hubungan spesial dengan George Clooney. Kisah ini bermula dari akun Facebook palsu yang menyamar sebagai aktor tersebut, mengarah pada penipuan bermodus cinta yang merugikan korban hingga puluhan juta rupiah.
Kejadian ini menambah daftar panjang kasus penipuan serupa yang memanfaatkan kecanggihan teknologi AI untuk menipu para penggemar. Sebelumnya, nama-nama selebriti seperti Brad Pitt dan Enrique Iglesias juga pernah menjadi sasaran modus penipuan yang sama.
Modus Penipuan Deepfake George Clooney
Korban pertama kali menemukan akun Facebook yang mengklaim sebagai George Clooney. Setelahnya, ia menerima pesan dari akun tersebut, yang kemudian memulai komunikasi melalui pesan dan video.
Penipu tersebut berhasil memanipulasi korban dengan menggunakan deepfake, sehingga sosok George Clooney yang ditampilkan dalam video tampak sangat meyakinkan. Percakapan yang terjalin juga dirancang sedemikian rupa agar terkesan nyata.
Cara Kerja Penipu dan Permintaan Keuangan
Dalam percakapannya, ‘George Clooney’ palsu tersebut menanyakan tentang kartu Fans Club korban dan mempertanyakan mengapa kartu tersebut tidak berfungsi. Inilah titik awal penipu meminta korban untuk memasukkan uang ke dalam kartu tersebut.
Penipu tersebut kemudian meningkatkan intensitas hubungan dengan mengaku akan berpisah dari istrinya dan membutuhkan dana. Ia juga berjanji akan membantu korban mendapatkan pekerjaan sebagai bentuk ucapan terima kasih.
Korban yang terbuai rayuan dan janji-janji palsu tersebut secara bertahap terus mentransfer uang hingga total mencapai £10.000 (sekitar Rp 218 juta).
Korban baru menyadari telah ditipu setelah beberapa waktu menjalin hubungan yang disebutnya berlangsung selama enam minggu.
Reaksi Korban dan Laporan ke FBI
Setelah menyadari telah menjadi korban penipuan, wanita tersebut melaporkan kasus ini ke FBI. Ia mengaku merasa sangat tertipu dan tidak menyangka akan mengalami hal tersebut.
“Aku tidak memberi tahu siapa pun bahwa aku menerima kartu itu, aku pikir itu benar,” ujar korban menjelaskan kebingungannya saat itu. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kewaspadaan terhadap penipuan online.
Kasus ini menggarisbawahi bahaya teknologi deepfake yang semakin canggih dan mudah diakses. Kemampuannya untuk menciptakan video dan audio yang sangat realistis membuat penipu semakin mudah memperdaya korbannya.
Penting bagi kita semua untuk meningkatkan kewaspadaan dan literasi digital agar tidak menjadi korban penipuan serupa. Verifikasi identitas seseorang secara teliti dan jangan mudah percaya pada janji-janji manis di dunia maya.
Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi platform media sosial untuk meningkatkan upaya dalam mendeteksi dan mencegah penyebaran konten deepfake yang merugikan.
Semoga kasus ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam berinteraksi di dunia maya dan selalu waspada terhadap kemungkinan penipuan yang semakin canggih.
