Berpose cantik di kafe estetis kini menjadi tren, namun penting untuk tetap sensitif terhadap lingkungan sekitar. Sebuah foto politisi Thailand baru-baru ini menuai kontroversi, memicu perdebatan sengit di media sosial selama sepekan terakhir.
Foto tersebut menampilkan Suwadee Puntpanich, anggota partai Sang Thai dan direktur eksekutif Thonburi Healthcare Group, menikmati minuman dan makanan manis di sebuah kafe unik. Namun, latar belakang foto tersebut yang memperlihatkan para pekerja pabrik tembakau tengah bekerja, justru menjadi pusat perhatian.
Kontroversi Foto Suwadee Puntpanich di Kafe Yen.CNX
Suwadee, dalam unggahannya, menjelaskan bahwa kafe tersebut merupakan bagian dari pabrik pengolahan tembakau keluarga. Ia bermaksud untuk memamerkan koeksistensi kafe modern dengan tradisi pemrosesan tembakau yang telah berlangsung lama.
Penjelasan tersebut, bagaimanapun, tidak cukup meredam gelombang kritik. Banyak netizen menganggap foto tersebut merendahkan dan memperlihatkan kesenjangan ekonomi yang tajam.
Tanggapan Netizen dan Tuduhan Merendahkan Pekerja
Netizen mengecam Suwadee atas apa yang mereka anggap sebagai ketidakpekaan sosial. Mereka melihat kontras yang mencolok antara Suwadee yang menikmati hidangan mewah di ruangan ber-AC, dengan para pekerja yang terlihat lelah dan bekerja keras di belakang jendela kaca.
Beberapa komentar pedas bermunculan, menuding kafe tersebut sebagai “kebun binatang manusia” dan mempertanyakan etika memotret para pekerja tanpa izin untuk tujuan konten media sosial.
Komentar lain bahkan menuduh pemilik kafe telah melanggar hak asasi manusia para pekerja dengan memperlihatkan mereka kepada pengunjung kafe tanpa persetujuan.
Klarifikasi Suwadee dan Pihak Kafe Yen.CNX
Suwadee membela diri dengan menyatakan bahwa foto tersebut mengingatkannya pada masa kecilnya yang dihabiskan di pabrik tembakau milik neneknya.
Pihak Kafe Yen.CNX menjelaskan bahwa desain kafe yang memadukan pabrik tembakau bertujuan untuk memberikan edukasi dan menceritakan kisah generasi keluarga mereka yang bekerja di industri tersebut.
Mereka juga menegaskan selalu menghormati martabat para pekerja dan memberikan upah yang layak. Namun, hal ini tetap tidak mampu meredam kritikan yang berdatangan.
Upah Minimum di Thailand dan Kesenjangan Sosial
Laporan dari SCMP menyebutkan bahwa upah minimum di Thailand sekitar 350 baht (sekitar Rp 176.000) per hari, menunjukkan kesenjangan ekonomi yang signifikan di negara tersebut.
Peristiwa ini menyoroti perbedaan pendapat dan ketidaksetaraan sosial yang masih menjadi permasalahan di Thailand.
Insiden ini menjadi pengingat penting bagi pengguna media sosial untuk lebih peka dan bertanggung jawab dalam berbagi konten. Meskipun niat awal mungkin baik, dampak dari sebuah foto dapat jauh lebih besar dari yang diperkirakan. Peristiwa ini juga menunjukkan pentingnya kesadaran akan kesenjangan sosial dan perlu adanya upaya untuk menjembatani kesenjangan tersebut.
Ke depannya, perlu lebih banyak perhatian terhadap implikasi etis dari penggunaan gambar orang lain dalam media sosial, terutama jika mereka berada dalam situasi yang rentan.





