Kasus hukum yang melibatkan rapper kenamaan P. Diddy kembali bergulir. Sidang ketiga kasus dugaan kejahatan seksual terhadapnya telah digelar pada Rabu, 23 Mei 2025. Kesaksian mantan kekasihnya, Cassie Ventura, menjadi sorotan utama dalam persidangan tersebut.
Cassie, yang saat ini tengah hamil besar anak ketiganya, memberikan kesaksian yang sangat detail dan emosional mengenai hubungannya dengan P. Diddy. Ia mengungkapkan berbagai pengalaman traumatis yang dialaminya selama berpacaran dengan sang rapper.
Tuduhan Perdagangan dan Kekerasan Seksual
Dalam kesaksiannya, Cassie Ventura mengungkapkan dipaksa berpartisipasi dalam pesta seks yang disebut “Freak Offs” oleh P. Diddy. Ia mengaku terpaksa melakukan hal tersebut karena takut video seks pribadinya disebarluaskan.
Cassie, yang saat itu masih berusia 19 tahun, mengaku terpaksa berhubungan seks dengan pekerja seks pria di hadapan P. Diddy. Ia merasa tidak memiliki pilihan lain karena terancam oleh video yang direkam secara diam-diam.
Ketakutan akan penyebaran video tersebut, menurut Cassie, terus menerus menjadi alat pemaksaan P. Diddy dalam hubungan mereka. Ia merasa terjebak dan tak berdaya.
Kontrol dan Ancaman Fisik
Selama sepuluh tahun berpacaran, Cassie mengaku hidupnya dikendalikan sepenuhnya oleh P. Diddy. Sebagai mantan artis di bawah naungan label rekaman milik P. Diddy, Bad Boy Records, Cassie merasa terkekang.
Lebih lanjut, Cassie mengatakan bahwa P. Diddy sering meletakkan senjata api di sekitar mereka sebagai bentuk intimidasi. Ia merasa terancam dan ketakutan akan keselamatannya.
Selain ancaman senjata api, Cassie juga mengatakan mengalami kekerasan fisik dari P. Diddy. Ia mengaku pernah dipukul hingga matanya memerah.
Pengalaman traumatis tersebut menyisakan luka mendalam bagi Cassie. Ia merasa jijik dan malu pada dirinya sendiri.
Bantahan Pihak P. Diddy dan Dampak Psikologis
Pihak pengacara P. Diddy membantah semua tuduhan Cassie. Mereka bersikeras semua aktivitas seksual yang terjadi antara Cassie dan P. Diddy dilakukan secara suka sama suka dan tidak termasuk perdagangan seks.
Pihak pengacara bahkan sempat berusaha mencegah Cassie bersaksi dengan alasan kehamilannya yang telah memasuki usia 8,5 bulan dapat mempengaruhi kesaksiannya.
Kesaksian Cassie yang disampaikan dengan air mata mencerminkan dampak psikologis yang mendalam dari pengalaman traumatis tersebut. Ia mengungkap betapa sulitnya baginya untuk berbicara tentang hal ini.
Suami Cassie, Alex Fine, seorang personal trainer yang pernah bekerja sama dengan P. Diddy, pastinya turut merasakan dampak dari peristiwa ini. Hubungan mereka terikat dengan sejarah hubungan rumit Cassie dengan P. Diddy.
Proses persidangan ini tentu akan terus berlanjut dan menjadi sorotan publik. Bagaimana pun juga, kasus ini menyoroti pentingnya isu kekerasan seksual dan perlunya dukungan bagi para korban.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran akan kekerasan dalam rumah tangga dan pentingnya mencari bantuan jika mengalami situasi serupa. Semoga kasus ini dapat memberikan keadilan bagi Cassie dan mencegah kejadian serupa terulang.





