Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tahta Suci Vatikan menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus pada usia 88 tahun. KBRI Tahta Suci memberikan penghormatan kepada Paus Fransiskus, mengenangnya sebagai Paus perdamaian.
Pernyataan resmi KBRI menekankan komitmen Paus Fransiskus yang tak kenal lelah dalam menyerukan perdamaian dunia. Ia selalu dekat dengan mereka yang menderita akibat konflik, khususnya perang.
Paus Fransiskus: Tokoh Perdamaian Dunia
KBRI Tahta Suci mencatat bagaimana perdamaian selalu menjadi inti doa-doa Paus Fransiskus. Ia sering menetapkan hari puasa dan doa untuk berbagai negara yang dilanda konflik.
Beberapa negara yang menjadi fokus doa dan puasa perdamaian Paus Fransiskus meliputi Suriah, Lebanon, Afghanistan, Sudan Selatan, Republik Demokratik Kongo, dan Tanah Suci. Umat Kristiani di seluruh dunia turut berpartisipasi dalam inisiatif ini.
Pesan Terakhir Paus Fransiskus: Seruan Perdamaian
Dalam pesan terakhirnya sebelum memberikan berkat ‘Urbi et Orbi’ pada Minggu, 20 April 2024, Paus Fransiskus kembali menekankan pentingnya perdamaian.
Ia menyerukan upaya perdamaian di berbagai wilayah konflik, termasuk Timur Tengah (konflik Israel-Palestina), Ukraina, Republik Demokratik Kongo, Sudan Selatan, Kaukasus Selatan, Armenia, Azerbaijan, Sahael, Tanduk Afrika, dan Myanmar.
Paus Fransiskus menyerukan agar para pemimpin dunia tidak menyerah pada rasa takut yang memicu isolasi, tetapi malah memanfaatkan sumber daya untuk membantu yang membutuhkan, memerangi kelaparan, dan mendorong pembangunan. Baginya, perdamaian adalah senjata yang membangun masa depan.
Warisan Paus Fransiskus: Persaudaraan dan Keadilan Sosial
KBRI Tahta Suci juga memuji komitmen Paus Fransiskus dalam mempromosikan persaudaraan dan keadilan sosial. Ia selalu berupaya membangun dialog dan perdamaian.
Paus Fransiskus senantiasa menegaskan bahwa semua manusia diciptakan dengan harkat dan martabat yang sama, sebagai saudara-saudara (Fratelli tutti) yang hidup di dunia yang perlu dijaga dan dipelihara (Laudato Si).
Jenazah Paus Fransiskus akan dimasukkan ke dalam peti mati pada Senin malam waktu Roma. Masa berkabung akan berlangsung selama sembilan hari.
Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam bagi dunia, khususnya bagi mereka yang terinspirasi oleh pesan perdamaian dan keadilan sosialnya. Warisannya akan terus dikenang sebagai simbol harapan dan komitmen untuk membangun dunia yang lebih baik.