Produksi jagung di Indonesia mengalami peningkatan signifikan pada triwulan I 2025. Irwasum Polri sekaligus Ketua Pelaksana Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri, Komjen Dedi Prasetyo, memberikan apresiasi atas keberhasilan ini.
Komjen Dedi menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pihak, termasuk Polri, Kementerian Pertanian, pemerintah daerah, kelompok tani, dan pemangku kepentingan lainnya, dalam mencapai swasembada pangan nasional.
Peningkatan Produksi Jagung: Hasil Sinergi dan Optimalisasi Lahan
Peningkatan produksi jagung disebabkan oleh beberapa faktor kunci. Salah satunya adalah optimalisasi lahan tidur dan pekarangan menjadi lahan pertanian produktif.
Teknologi pengawasan yang canggih juga berperan penting dalam memastikan efektivitas penanaman. Kerjasama strategis antar berbagai pihak dalam menentukan langkah penanaman jagung juga menjadi faktor pendukung keberhasilan ini.
Program ini berhasil mengoptimalkan lahan tidur dan pekarangan, yang dimonitoring melalui teknologi berbasis data oleh Satgas Ketahanan Pangan Polri dan pemangku kepentingan lainnya.
Sukses Panen Perdana di Bantul: Contoh Keberhasilan Program
Salah satu contoh keberhasilan program ini terlihat dari panen raya jagung di Srandakan, Bantul, Yogyakarta. Panen ini menunjukkan komitmen Polri dalam mendukung program Ketahanan Pangan Nasional.
Komjen Dedi memuji peran Kapolres Bantul, AKBP Novita Eka Sari, yang telah berkolaborasi dengan Kelompok Tani Pedukuhan Cangkring, Poncosari, Srandakan, Bantul. Hasil panen mencapai 7,32 ton per hektare, mendekati produktivitas lahan sawah.
Peran Polri sebagai Fasilitator dan Pengawas Ketahanan Pangan
Komjen Dedi menjelaskan bahwa peran Polri dalam program Ketahanan Pangan Nasional adalah sebagai fasilitator dan pengawas, bukan sebagai pelaksana teknis.
Data per 25 April 2025 menunjukkan bahwa dari total lahan tanam jagung 161.508,25 hektar, 144.177 hektarenya merupakan lahan produktif. Ini meliputi lahan monokultur, lahan tumpang sari, dan pekarangan pangan bergizi.
Data BPS per 8 April 2025 juga menunjukkan peningkatan signifikan pada produksi jagung periode Januari-Maret 2025. Luas panen jagung pipilan Februari 2025 mencapai 0,33 juta hektare, naik 114,17 persen dari tahun 2024.
Produksi jagung pipilan kering juga meningkat 122,43 persen, mencapai 1,86 juta ton. Polri fokus pada peran sebagai fasilitator dan pengawas.
- Pembentukan 3.863 kelompok tani dan 710 kelompok wanita tani.
- Pemantauan distribusi bantuan melalui aplikasi Gugus Tugas Polri untuk transparansi.
- Perlindungan petani dari praktik tengkulak nakal dan penegakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung Rp5.500 per kg.
- Dukungan operasional dan penyerapan oleh Bulog.
- Kerjasama Polri, Pemda, dan Bulog untuk memastikan penyerapan hasil panen sesuai HPP melalui MoU jaminan serap.
Peningkatan produksi jagung ini menunjukkan keberhasilan strategi kolaboratif dalam mencapai swasembada pangan. Komitmen dan sinergi berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan program ini.
Ke depannya, perlu adanya peningkatan kesinambungan program dan pemantauan berkelanjutan untuk menjaga keberlanjutan produksi jagung dan mencapai target ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.