Terletak sekitar 350 meter di utara Pantai Parangkusumo, Bantul, Yogyakarta, Cepuri Parangkusumo menyajikan pemandangan unik dan sakral. Bangunan ini berdiri kokoh di tengah hamparan gumuk pasir dan deburan ombak Samudra Hindia, menawarkan daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Lebih dari sekadar pemandangan, Cepuri Parangkusumo memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi bagi masyarakat sekitar. Kompleks ini menjadi lokasi penting untuk upacara adat dan ziarah.
Struktur dan Arsitektur Cepuri Parangkusumo
Cepuri Parangkusumo berbentuk pagar keliling yang mengelilingi dua batu hitam besar yang dikenal sebagai Selo Ageng dan Selo Sengker.
Selo Ageng, batu yang lebih besar, dan Selo Sengker, yang lebih kecil, merupakan elemen pusat dari kompleks ini. Pagar yang mengelilingi kedua batu tersebut memiliki ukuran 16,4 meter x 13,22 meter dengan tinggi sekitar 1,27 meter dan tebal 0,25 meter.
Struktur pagar dilengkapi dengan sebuah gapura yang menghadap ke selatan. Keseluruhan desain dan material bangunan mencerminkan arsitektur tradisional Jawa yang sederhana namun bermakna.
Upacara Labuhan: Tradisi Tahunan di Cepuri Parangkusumo
Cepuri Parangkusumo menjadi lokasi penting upacara Labuhan, sebuah ritual tahunan yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta dan masyarakat setempat.
Upacara Labuhan merupakan prosesi persembahan kepada roh-roh penguasa laut selatan, khususnya Kanjeng Ratu Kidul. Tradisi ini berakar dari perjanjian antara Panembahan Senopati, pendiri Kesultanan Mataram, dan Kanjeng Ratu Kidul.
Sebagai imbalan atas bantuan Kanjeng Ratu Kidul, Panembahan Senopati berjanji untuk memberikan persembahan secara rutin melalui upacara Labuhan. Tradisi ini terus dilestarikan hingga saat ini.
Upacara ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga simbol penghormatan dan permohonan perlindungan dari kekuatan alam. Rangkaian upacara yang dilakukan penuh dengan makna dan simbolisme.
Cepuri Parangkusumo: Situs Sakral dan Tujuan Ziarah
Selain sebagai lokasi upacara Labuhan, Cepuri Parangkusumo juga menjadi tempat ziarah bagi banyak orang.
Banyak peziarah mengunjungi situs ini, terutama pada malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon. Kepercayaan dan keyakinan spiritual yang melekat pada tempat ini menarik banyak pengunjung untuk berdoa dan memohon berkah.
Atmosfer spiritual yang kental di Cepuri Parangkusumo menambah daya tariknya bagi para pengunjung. Gabungan antara nilai sejarah, budaya, dan spiritualitas menjadikan tempat ini destinasi unik di Yogyakarta.
Keberadaan Cepuri Parangkusumo tidak hanya menarik perhatian wisatawan lokal, namun juga mancanegara. Keunikan struktur bangunan, nilai sejarah dan ritual upacara Labuhan, serta kepercayaan spiritual yang melekat pada tempat ini menjadikan Cepuri Parangkusumo sebuah destinasi yang kaya akan pengalaman budaya dan spiritual.
Kompleks Cepuri Parangkusumo merupakan warisan budaya yang berharga dan perlu dilestarikan. Keberadaannya memperkaya khazanah wisata spiritual dan budaya di Yogyakarta.






