Setelah delapan tahun berjuang, kasus kematian anjing milik musisi Melanie Subono, Nina, akhirnya menemui titik terang. Polres Metro Jakarta Selatan menetapkan Doni Herdaru, pimpinan Animal Defenders Indonesia (ADI), sebagai tersangka pada 11 Juni 2025.
Penetapan tersangka ini merupakan sebuah kemajuan signifikan dalam kasus yang telah bergulir panjang dan melibatkan beberapa instansi kepolisian.
Tuduhan Terhadap Pimpinan ADI
Doni Herdaru, orang yang pertama kali dilaporkan Melanie Subono pada tahun 2017, kini resmi menjadi tersangka. Melanie menyatakan tidak terkejut dengan penetapan ini, mengingat konsistensinya selama proses hukum berlangsung.
Melanie mengatakan bahwa ia telah mengikuti proses hukum selama hampir delapan tahun, dengan panggilan rutin ke berbagai instansi kepolisian.
Proses hukum yang panjang ini, menurut Melanie, bukan hanya tentang kehilangan seekor anjing, tetapi juga tentang perjuangan perlindungan hewan di Indonesia.
Perjuangan Melanie Subono yang Panjang
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk kurangnya kerja sama dari pihak terlapor, Melanie Subono tetap gigih memperjuangkan kasus ini.
Kasus ini pun berkembang, mencakup dugaan penipuan elektronik dan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Melanie mengungkapkan bahwa ia dan tim kuasa hukumnya terus aktif mengikuti proses hukum selama delapan tahun terakhir.
Meskipun tidak selalu mengumbar perkembangan kasus kepada media, Melanie menekankan konsistensi upaya hukumnya.
Ia juga menanggapi berbagai opini publik yang menyalahkannya atau memihak kepada Doni Herdaru.
Melanie memilih untuk tetap diam dan fokus pada proses hukum hingga hasil konkret muncul.
Motivasi dan Pertanyaan yang Tak Terjawab
Melanie menyatakan bahwa motivasinya sejak awal sangat sederhana: mengetahui kebenaran tentang apa yang terjadi pada Nina.
Pertanyaan utamanya hanya satu: di mana Nina? Apakah dia mati, dan jika ya, di mana dia dimakamkan atau dikremasi?
Hingga saat ini, Melanie belum mendapatkan jawaban pasti tentang nasib anjingnya.
Kehilangan Nina menjadi titik awal perjuangan panjang Melanie Subono, yang akhirnya turut memicu perkembangan Undang-Undang Perlindungan Satwa Domestik di Indonesia.
Kasus ini bermula saat Melanie menitipkan Nina ke ADI pada April 2017, namun kemudian kehilangan jejak anjingnya.
Kecurigaan Melanie semakin besar setelah mendengar pengalaman serupa dari pemilik hewan lain.
Perjuangan Melanie Subono selama delapan tahun bukan hanya mencari keadilan bagi Nina, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya konsistensi dan perjuangan untuk perlindungan hewan di Indonesia. Semoga kasus ini menjadi teladan bagi peningkatan penegakan hukum dan kesadaran terhadap perlindungan hewan.
