Ribuan umat berduka memenuhi Basilika Santo Petrus di Vatikan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus. Jenazah pemimpin Gereja Katolik yang dicintai banyak orang ini disemayamkan di tempat suci tersebut, menandai awal dari prosesi pemakaman yang penuh khidmat.
Suasana duka cita yang mendalam terasa di seluruh Vatikan. Kehadiran ribuan umat dari berbagai penjuru dunia menunjukkan besarnya pengaruh dan cinta yang diberikan Paus Fransiskus kepada umat Katolik dan dunia secara luas.
Pemindahan Jenazah ke Basilika Santo Petrus
Pada Rabu, 23 April 2025, jenazah Paus Fransiskus dipindahkan dari kediamannya di Kapel Residen Santa Marta menuju Basilika Santo Petrus. Prosesi pemindahan ini disiarkan secara langsung ke seluruh dunia.
Prosesi yang khidmat ini dipimpin oleh Camerlengo, Kardinal Kevin Joseph Farrell. Iringan lagu “Litany of Saints” menambah kesakralan momen perpisahan tersebut.
Para kardinal, uskup, dan pendeta dari berbagai negara turut serta dalam prosesi tersebut. Kehadiran mereka merupakan wujud penghormatan dan duka cita atas kepergian pemimpin spiritual mereka.
Pemakaman Sederhana Sesuai Keinginan Paus
Sesuai dengan pedoman yang ditetapkan Paus Fransiskus sendiri pada tahun 2024, pemakamannya dilakukan dengan sederhana.
Jenazah beliau disemayamkan dalam peti kayu berlapis seng, menunjukkan kesederhanaan dan kerendahan hati yang selalu menjadi ciri khas Paus Fransiskus selama hidupnya.
Hal ini berbeda dengan tradisi pemakaman paus sebelumnya yang cenderung lebih mewah dan megah. Keputusan Paus Fransiskus ini mencerminkan komitmennya pada kesederhanaan dan keadilan sosial.
Rencana Pemakaman dan Warisan Paus Fransiskus
Meskipun tanggal pasti pemakaman belum diumumkan secara resmi, diperkirakan akan berlangsung pada akhir pekan.
Pemakaman tersebut diperkirakan akan dihadiri oleh para pemimpin dunia dan tokoh-tokoh penting dari berbagai negara. Acara ini akan menjadi perpisahan global untuk sosok yang begitu berpengaruh di dunia.
Meskipun Paus Fransiskus ingin dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, jenazahnya disemayamkan di Basilika Santo Petrus agar umat dapat memberikan penghormatan terakhir. Basilika Santa Maria Maggiore memiliki tempat khusus di hati Paus Fransiskus karena sering ia kunjungi untuk berdoa.
Peti jenazah diletakkan sejajar dengan bangku-bangku jemaat, bukan di atas platform tinggi seperti tradisi sebelumnya. Hal ini merupakan bagian dari kesederhanaan pemakaman yang diinginkan Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus mengenakan jubah liturgi merah, hiasan kepala uskup, dan stola wol pallium saat disemayamkan. Penampilan ini mencerminkan martabat dan kedudukannya sebagai pemimpin Gereja Katolik.
Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia. Namun, warisannya berupa ajaran tentang kesederhanaan, keadilan, dan kasih sayang akan terus dikenang dan menginspirasi banyak orang.
Kehadiran ribuan umat dalam prosesi persemayaman menunjukkan betapa besarnya dampak dan pengaruh Paus Fransiskus selama memimpin Gereja Katolik. Ia akan selalu dikenang sebagai pemimpin yang rendah hati dan peduli pada sesama.
Sebagai penutup, pemindahan jenazah Paus Fransiskus ke Basilika Santo Petrus menandai babak baru dalam prosesi pemakaman yang dipenuhi dengan kesedihan namun juga penghormatan mendalam. Kesederhanaan pemakamannya menjadi refleksi dari sosoknya yang rendah hati dan peduli pada umatnya. Warisan ajaran dan tindakannya akan terus menjadi pedoman bagi Gereja Katolik dan dunia untuk masa yang akan datang.