Ipda Ristiani Densy Doko, seorang perwira polisi di Nusa Tenggara Timur (NTT), telah mendedikasikan dirinya untuk membantu anak-anak kurang mampu. Bersama suaminya, Aipda Nikodemus Dubu, ia mendirikan Yayasan Gracia Hati Mulia. Yayasan ini mengelola panti asuhan dan PAUD gratis di Atambua Selatan, Kabupaten Belu. Kedermawanan mereka telah mendapatkan pengakuan dari masyarakat setempat, termasuk guru PAUD Elshaddai, Rulyin Vinelsye Djami, yang mengusulkan Ipda Ristiani sebagai kandidat Hoegeng Awards 2025.
Rulyin mengagumi dedikasi Ipda Ristiani dan suaminya. Ia menyebut polwan tersebut sebagai sosok yang bertanggung jawab, rendah hati, dan selalu ramah kepada semua orang.
Yayasan Gracia Hati Mulia: Panti Asuhan dan PAUD Gratis di Perbatasan
Yayasan Gracia Hati Mulia didirikan pada tahun 2019. Yayasan ini memberikan bantuan berupa panti asuhan dan PAUD gratis bagi anak-anak kurang mampu di Atambua Selatan.
Saat ini, panti asuhan tersebut menampung dan membiayai 67 anak, terdiri dari 13 anak yang tinggal di panti dan sisanya mendapat santunan bulanan.
PAUD gratis yang dikelola yayasan ini telah berkembang pesat. Saat ini, lebih dari 90 anak dari keluarga kurang mampu belajar di PAUD Elshaddai tanpa dipungut biaya.
Berawal dari Nazar Setelah Kesembuhan
Ipda Ristiani mengungkapkan, berdirinya yayasan ini berawal dari pengalaman pribadinya. Ia pernah mengalami sakit serius yang nyaris tak terobati.
Setelah pulih, ia dan suaminya menepati nazar untuk mendirikan yayasan dan membantu anak-anak kurang mampu.
Yayasan Gracia Hati Mulia didirikan sebagai bentuk syukur atas kesembuhannya dan untuk berbagi kepada sesama.
Mendukung Operasional dari Gaji dan Usaha Pribadi
Ipda Ristiani dan suaminya membiayai operasional panti asuhan dan PAUD dari gaji mereka sebagai polisi dan pendapatan dari usaha kos-kosan.
Mereka belum menerima donatur tetap dan sepenuhnya mengandalkan dana pribadi. Biaya operasional PAUD, misalnya, bisa mencapai lebih dari Rp 20 juta per semester.
Meskipun demikian, Ipda Ristiani tetap optimis dan percaya Tuhan akan selalu memberikan berkat.
Ia juga berkolaborasi dengan dinas pendidikan untuk memberikan insentif kepada para guru PAUD.
Terkadang, teman-teman polisi mereka juga memberikan bantuan berupa uang atau sembako.
Ipda Ristiani berharap, melalui pendidikan, anak-anak di perbatasan Indonesia-Timor Leste dapat memiliki masa depan yang cerah dan tidak tertinggal.
Kisah Ipda Ristiani dan Yayasan Gracia Hati Mulia menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dedikasi dan pengorbanan mereka untuk mencerdaskan anak-anak di daerah perbatasan patut diapresiasi.