Meninggalnya Liam Payne, mantan personel One Direction, meninggalkan warisan senilai US$ 32 juta (sekitar Rp 526 miliar). Besarnya jumlah tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana harta tersebut akan dibagi, khususnya terkait keterlibatan kekasihnya, Kate Cassidy.
Berdasarkan hukum waris Inggris, semua harta warisan Liam akan jatuh ke tangan putra semata wayangnya, Bear, yang kini berusia 8 tahun. Pengurusan aset tersebut sementara ini dipegang oleh mantan kekasih Liam, Cheryl Cole (ibu Bear), dan pengacara musik Richard Bray yang ditunjuk pengadilan.
Warisan Liam Payne dan Hak Hukum Kate Cassidy
Meskipun Kate Cassidy tidak mendapatkan bagian langsung dari warisan, ia berpotensi mengajukan klaim.
Undang-Undang Warisan Inggris tahun 1975 memberikan peluang bagi individu yang secara finansial bergantung pada orang yang telah meninggal untuk meminta ‘provisi keuangan yang layak’ melalui jalur hukum.
Kathryn Tunbridge, pengacara dari firma hukum Furley Page di Inggris, menjelaskan bahwa Kate tidak memiliki hak otomatis karena bukan istri sah Liam.
Namun, peluang untuk mendapatkan bagian dari harta warisan tetap terbuka jika Kate dapat membuktikan ketergantungan finansialnya pada Liam sebelum kematiannya.
Bukti Ketergantungan Finansial: Kunci Klaim Kate Cassidy
Laporan menyebutkan Kate menerima tunjangan bulanan sebesar 20.000 poundsterling (sekitar Rp 440 juta) dari Liam selama mereka bersama di Florida.
Meskipun belum menikah, pasangan ini dikabarkan merencanakan pernikahan. Akses Kate pada kartu kredit Liam juga menjadi poin penting.
Kate sendiri tidak membantah menerima uang bulanan dan akses kartu kredit. Namun, klaim ini harus diajukan dalam waktu enam bulan setelah surat administrasi harta warisan resmi dikeluarkan pengadilan.
Proses hukum akan menentukan apakah bukti-bukti yang diajukan Kate cukup kuat untuk mendapatkan bagian dari warisan Liam.
Implikasi Hukum dan Prosedur Pengajuan Klaim
Kasus ini menyoroti kompleksitas hukum waris, khususnya terkait hubungan tidak resmi.
Meskipun secara umum warisan jatuh pada ahli waris terdekat berdasarkan hukum, Undang-Undang Warisan Inggris 1975 memberikan celah bagi pihak yang dapat membuktikan ketergantungan finansial.
Proses pengajuan klaim membutuhkan bukti yang kuat dan meyakinkan. Pengadilan akan mengevaluasi bukti ketergantungan finansial Kate pada Liam secara saksama.
Batas waktu enam bulan sejak penerbitan surat administrasi harta warisan merupakan faktor krusial yang harus diperhatikan Kate.
Kasus ini menjadi contoh bagaimana hukum waris dapat memiliki implikasi yang rumit, terutama dalam hubungan di luar ikatan pernikahan. Bukti ketergantungan finansial menjadi kunci bagi Kate Cassidy untuk memenangkan klaimnya terhadap warisan Liam Payne.
Keputusan pengadilan nantinya akan memberikan preseden penting bagi kasus-kasus serupa di masa mendatang.
