Perayaan Hari Ibu Meghan Markle di media sosial justru menuai kontroversi. Unggahan foto dirinya bersama kedua anaknya, Archie dan Lilibet, yang seharusnya manis, malah memicu kritik tajam dari warganet. Apa yang menyebabkan reaksi negatif tersebut?
Foto yang diunggah di Instagram menampilkan Meghan, Archie, dan Lilibet membelakangi kamera, sehingga wajah mereka tidak terlihat. Ketiganya berpose di balkon rumah mereka di Montecito, California, dengan foto diduga diambil oleh Pangeran Harry.
Foto Keluarga yang Menuai Kontroversi
Dalam keterangan foto, Meghan menuliskan pesan manis tentang kebahagiaannya menjadi ibu. Ia juga menggambarkan betapa menyenangkannya merawat kedua anaknya, menggambarkan keseharian yang penuh keceriaan dan tantangan.
Namun, ungkapan Meghan, “juggling it all,” atau “mengatasi semuanya,” menjadi sorotan utama warganet. Ungkapan ini dianggap tidak sesuai dengan realita kehidupan mewah yang dijalani Meghan dan keluarganya.
Kontras antara pernyataan Meghan yang seolah menggambarkan dirinya sebagai ibu biasa dengan gaya hidup mewahnya inilah yang menjadi akar kontroversi. Banyak yang menganggap unggahan tersebut tidak tulus dan terkesan dibuat-buat.
Detail Mewah yang Menarik Perhatian
Bukan hanya caption yang menuai kritik, tetapi juga detail pakaian yang dikenakan dalam foto tersebut. Archie terlihat mengenakan piyama mewah dari brand La Ligne seharga US$ 75 (sekitar Rp 1,2 juta).
Harga piyama Archie tersebut dinilai sangat kontras dengan ungkapan Meghan yang seakan ingin terlihat dekat dan “relate” dengan para ibu lainnya. Hal ini semakin memperkuat kesan bahwa unggahan tersebut tidak mencerminkan realita kehidupan sehari-hari seorang ibu rata-rata.
Selain piyama Archie, Meghan sendiri juga mengenakan pakaian mewah. Ia terlihat memakai sweter kasmir krem dari Brochu Walker yang dibanderol seharga US$ 400 (sekitar Rp 6 juta). Kesan mewah ini semakin menguatkan kritikan yang ditujukan kepadanya.
Reaksi Netizen dan Analisis Lebih Dalam
Banyak netizen yang mengecam unggahan Meghan, mengatakan bahwa unggahan tersebut menunjukkan ketidaksesuaian antara citra yang ingin ditampilkan dengan kenyataan hidupnya. Mereka menilai bahwa Meghan terlalu memamerkan kemewahannya.
Para komentator online berpendapat bahwa tindakan Meghan ini justru kontraproduktif. Alih-alih mendapat simpati, ia malah menuai kecaman karena dianggap tidak peka terhadap kondisi ibu-ibu lainnya yang mungkin tidak memiliki akses pada barang-barang mewah.
Peristiwa ini bisa dianalisa sebagai sebuah kegagalan dalam manajemen citra publik. Unggahan yang dimaksudkan untuk memperlihatkan sisi keibuan Meghan malah menonjolkan kesenjangan ekonomi dan gaya hidup yang kontras dengan mayoritas ibu-ibu di dunia.
Kejadian ini juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kehati-hatian dalam menggunakan media sosial, khususnya bagi figur publik. Sebuah unggahan, sekecil apapun, dapat memiliki dampak yang besar dan tak terduga.
Lebih dari sekadar kontroversi selebriti, kejadian ini memicu diskusi yang lebih luas mengenai representasi keibuan dan realita kehidupan yang dihadapi oleh para ibu dari berbagai latar belakang sosial ekonomi. Unggahan Meghan secara tak sengaja menyingkap kompleksitas dan perbedaan perspektif yang ada di masyarakat.
