Desainer dan presenter kondang Ivan Gunawan, atau yang akrab disapa Igun, membagikan pengalamannya setelah menunaikan ibadah haji beberapa waktu lalu. Pengalaman spiritual tersebut telah membawa perubahan dalam kesehariannya.
Kini, ia kerap disapa “Pak Haji” di berbagai tempat, termasuk saat beribadah. Hal ini menunjukkan penghormatan dan rasa syukur masyarakat atas keberangkatannya menunaikan rukun Islam kelima.
Sapaan “Pak Haji” dan Berkah yang Diharapkan
Ivan Gunawan mengaku sering dipanggil “Pak Haji” di mushola maupun di luar tempat ibadah. Banyak orang bahkan ingin bersalaman dengannya, berharap mendapatkan berkah.
Ia menanggapi hal tersebut dengan santai. Baginya, bersalaman dengan masyarakat yang antusias adalah hal yang biasa.
Sikap ramah dan rendah hati Igun tampaknya menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Ia dengan senang hati melayani permintaan bersalaman tersebut.
Merek Dagang “Mak Igun” dan “Haji Igun”
Sebelum berangkat haji, Ivan Gunawan telah memiliki merek dagang usaha kulinernya, “Mak Igun”. Ia menegaskan bahwa merek tersebut telah dipatenkan.
Setelah menunaikan ibadah haji, ia juga mematenkan sebutan “Haji Igun”. Kedua merek dagang tersebut akan tetap dilestarikan.
Bagi Igun, kedua sebutan tersebut merupakan aset berharga yang perlu dijaga. Ini menunjukkan kejeliannya dalam memanfaatkan momentum untuk mengembangkan bisnisnya.
Beban Setelah Menjadi Haji: Berat Badan Lebih Mengkhawatirkan
Ketika ditanya tentang beban yang dirasakan setelah menyandang gelar haji, Ivan Gunawan menjawab dengan santai. Tidak ada beban berarti baginya.
Ia justru lebih mengkhawatirkan berat badannya. Hal ini menunjukkan bahwa Igun tetap fokus pada kesehatannya.
Setelah menunaikan ibadah haji, Igun menunjukkan sikap yang tetap rendah hati dan fokus pada kehidupan sehari-harinya. Ia menganggap gelar haji sebagai berkah dan amanah yang harus dijalani dengan baik.
Perubahan yang dialami Ivan Gunawan pasca ibadah haji menjadi bukti nyata bahwa perjalanan spiritual dapat membawa dampak positif pada kehidupan seseorang. Kepopulerannya sebagai publik figur tidak menghalanginya untuk tetap rendah hati dan dekat dengan masyarakat. Ia pun bijak memanfaatkan momen ini untuk mengembangkan bisnisnya tanpa meninggalkan prinsip-prinsip keagamaan yang telah dipelajarinya.
