Mari Elka Ungkap Beragam Keuntungan Indonesia Gabung BRICS

Sahrul

Mari Elka Pangestu, Wakil Ketua sekaligus Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), mengungkapkan sejumlah keuntungan yang akan didapat Indonesia sebagai anggota penuh BRICS. Pemberitahuan mengenai bergabungnya Indonesia dalam aliansi ekonomi ini disampaikan oleh pemerintah Brasil pada Senin (8/1/2024).

Mari Elka menyatakan bahwa keanggotaan Indonesia dalam BRICS akan memberikan keseimbangan baru di forum internasional. Hal ini karena Indonesia kini menjadi bagian dari kelompok aliansi ekonomi yang mencakup negara-negara berkembang dan maju.

“Jadi mungkin bisa dilihat positifnya kalau ada isu yang terkait dengan negara sedang berkembang, kita punya kelompok yang bisa memperjuangkan baik di BRICS-nya maupun di forum multilateral lain,” kata Mari Elka, saat di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (8/1/2025).

Kedua, menurut Mari Elka, forum BRICS juga berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan kepentingan negara-negara berkembang dengan isu-isu penting yang perlu diperjuangkan.

Ketiga, BRICS mempromosikan agenda transaksi perdagangan internasional yang menggunakan mata uang selain dolar, serta keberadaan New Development Bank yang dianggap sebagai alternatif bagi Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional. Namun, Mari Elka mengungkapkan bahwa ia belum bisa memberikan jawaban pasti mengenai dampak positif yang bisa diberikan hal ini bagi Indonesia.

“Apakah itu positif atau negatif buat kita harus pelajari. Dan mereka juga punya bank yang namanya New (Development) Bank apakah ini akan berkembang menjadi bank yang bisa memberi dana kepada pembiayaan pembangunan. Ini hal-hal yang harus kita pelajari,” tuturnya.

Namun, Mari Elka menegaskan bahwa ia tidak khawatir agenda dedolarisasi yang diusung BRICS akan memengaruhi hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat. Ia melihat bahwa saat ini Indonesia sudah memiliki inisiatif perdagangan yang dilakukan tanpa bergantung pada mata uang dolar AS.

“Masih kecil sih ya jumlahnya tapi kita sudah mempunyai inisiatif spt itu sepert LCS, local currency settlement dan juga misalnya kita mau berdagang dengan Tiongkok kita tidak usah dari Rupiah ke Dollar ke Yuan, kita sebetulnya dari Rupiah ke Yuan,” katanya.

“Jadi proses itu sudah berjalan. Nah apakah BRICS akan membantu itu dipercepat mungkin akan perlu waktu karena kenyataannya Dollar masih dominan dalam transaksi dan dalam memegang aset, jadi ini proses tapi kita sudah mulai bisa melakukan diversifikasi itu,” lanjutnya.

Namun, Mari Elka mengingatkan bahwa ketika bergabung dengan organisasi internasional sebagai anggota penuh, perlu ada pihak yang bertanggung jawab dalam struktur pemerintahan. Contohnya, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, atau Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, terutama jika nantinya ada kewajiban untuk memberikan iuran.

“Dari segi anggtaran kalau BRICS ini belum ada keharusan memberi iuran misalnya, tapi suatu hari mungkin bisa saja. Ini suatu hal yang harus kita pelajari,” katanya.

Also Read

Tags

Leave a Comment